Selasa, 20 Maret 2012

rakit mobil pick up untuk masyarakat pedesaan

SMK NU. Kaplongan Karangampel Indramayu

Rakit mobil Pick Up untuk masyarakat pedesaan
Profile, Indramayu
 

Kebanggaan sekaligus beban berat bagi SMK NU Kaplongan Karang Ampel Indramayu yang terpilih untuk merakit kendaraan Roda 4 (empat) dengan merk Toyota, Honda, Mitsubishi , Honda serta merk-merk china . Bagaimana tidak bangga, SMK NU Kaplongan ini adalah satu-satunya sekolah swasta dari 10 (sepuluh) sekolah yang terpilih untuk seluruh Indonesia, dari 9 sekolah yang lainnya semuanya sekolah Negeri dan sudah berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Untuk Provinsi Jawa Barat hanya dua (2) yang terpilih yaitu SMK NU Kaplongan dan Ciamis.
Menurut kepala SMK NU. Kaplongan, Tobroni, S.Pd., M.Si., tidak hanya bangga saja tapi ini juga merupakan tantangan, sebab kami harus bisa membuktikan jangan hanya bagus dari luarnya saja, tapi didalamnya pun kami akan bisa membuktikan bahwa kami memang pantas terpilih dan tidak akan mengecawakan.
Kendaraan yang kami rakit ini nantinya akan lebih diprioritaskan untuk membantu para kalangan dari pedesaan, sebab mobilnya pun berjenis Pick Up serta harganya sangat terjangkau, Ungkap Tobroni Kepada Wartawan. Kedepannya anak-anak didik SMK kita akan mampu membuat sendiri bukan hanya merakit saja. Tambah Tobroni
Bukan hanya merakit mobil saja yang mampu kami lakukan, namun sekarangpun kami sedang membangun Hotel untuk melengkapi fasilitas penunjang praktek untuk program keahlian Perhotelan yang rencananya tahun depan akan kami buka. Kami tidak mau membohongi masyarakat, fasilitas pendukungnya belum ada tapi sudah berani membuka program keahlian yang baru, ungkap Tobroni. Tidak sedikit sekolah SMK yang ada di Jawa Barat ini berani menerima siswa baru ataupun membuka program baru sedangkan sarana dan prasarana untuk penunjang dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) belum memilki ataupun sudah tapi masih sangat kekurangan.
Masih kata Tobroni, tujuan pemerintah membuka sekolah kejuruan seperti SMK tidak lain untuk mendidik para peserta didik agar setelah lulus sekolah bisa memilki skill (Keahlian) untuk mempermudah mendapatkan pekerjaan ataupun berwiraswasta, namun kenyataan yang terjadi pada saat ini banyak sekolah Kejuruan yang berorientasi bisnis ataupun mencari peluang korupsi, seperti mark up jumlah siswa untuk lebih banyak mendapatkan BOM dari pemerintah, membuka program keahlian tapi pendukungnya masih sangat kekurangan, contahnya saja Program keahlian Tehnik Komputer dan Jaringan (TKJ) hanya memiliki 10 ataupun 20 komputer itupun yang rusak hampir setengahnya dan menggunakan computer jadul. Bukannya kami membanggakan sekolah kami, saat ini kami baru memilki 120 unit computer, inipun bagi kami masih kurang sebab kami mempunyai komitmen agar lulusan kami benar-benar memilki skill , jelas Tobroni kepada wartawan profile.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar